Ini adalah sebuah informasi baru, yang tidak
ditemukan oleh para ilmuwan melainkan semenjak beberapa tahun yang lalu. Akan
tetapi mungkin kita lebih heran lagi jika kita tahu bahwa al-Quran telah mengisyaratkan
dengan sangat jelas hal tersebut. Dan ini adalah di antara hal yang membuktikan
keajaiban kitab yang mulia ini (al-Qur'an).
Telah muncul sebuah masalah baru yang membuat
bingung para dokter di Barat, yaitu adanya beberapa anomali (kelainan/cacat)
pada janin selama masa kehamilan, dan setelah melakukan banyak usaha dan studi
yang menyeluruh, mereka menemukan bahwa kesedihan secara signifikan
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan janin dalam rahim ibunya!
Para peneliti mengatakan bahwa tekanan emosional
dan psikologis yang parah yang dialami oleh seorang wanita selama kehamilan,
dan bahkan sebelum itu dapat menjadi faktor timbulnya berbagai kelainan pada
janin.
Studi-studi dan penelitian sebelumnya menyebutkan
bahwa tekanan psikologis yang kuat selama kehamilan, seperti kehilangan
pekerjaan, perceraian atau perpisahan dengan suami atau kesedihan atas
kematian, dapat menyebabkan kondisi yang tidak wajar pada janin dan menyebabkan
kelainan seperti hidung yang tidak sempurna, bibir sumbing dan lain-lain. Tim
peneliti yang dipimpin oleh Dr Dorat Hansen, telah sampai pada hasil terakhir,
dan ia berkomitmen akan menguji temuan dari studi sebelumnya.
Tim peneliti memeriksa rekam medis yang memiliki
kaitan dengan masalah ini di Denmark selama rentang waktu antara tahun 1980 dan
1992 untuk mengidentifikasi wanita-wanita yang mengalami tekanan psikologis
yang berat dan kuat karena insiden yang serius dan berpengaruh dalam kehidupan
mereka yang terjadi 16 bulan sebelum masa subur.
Para peneliti membandingkan antara 3560 wanita
yang melewati pengalaman psikologis yang sulit, dengan sekitar 20 ribu
kelahiran dari para wanita yang tidak mengalami peristiwa tersebut, seperti
kehilangan seseorang yang dekat dan disayanginya disebabkan kematian, atau
ditemukan kanker serius pada tubuh kerabat dekatnya, dan hal-hal lain yang
memberikan tekanan secara psikologis dan emosional.
Para peneliti menemukan bahwa persentase kejadian
anomali kongenital (kelainan/cacat bawaan dari lahir) pada bayi yang lahir dari
wanita yang mengalami tekanan (psikologis) dua kali lipat dibandingkan
wanita-wanita lain. Sebagaimana juga dilihat bahwa wanita yang hamil dua kali
berturut-turut lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan anak cacat
dibandingkan wanita lain.
Dan para peneliti juga menemukan bahwa
kemungkinan janin mengalami cacat lahir meningkat ketika ibunya bersedih atas
meninggalnya salah seorang anaknya pada masa tiga bulan pertama kehamilan, dan
bahkan persentase risiko tersebut akan meningkat jika kematian tersebut tidak terduga
sebelumnya. Dan para ilmuwan memperkirakan bahwa stres (tekanan psikologis)
menyebabkan peningkatan hormon kortison, yang menyebabkan kadar gula darah
meningkat, dan menyebabkan kadar oksigen dalam jaringan menyusut (berkurang).
Dan keduanya adalah faktor yang menyebabkan cacat bawaan pada janin.
Dr. Peter Heber dari Pusat Penelitian
Perilaku-perilaku Yang Mematikan di Universitas Queen di Belfast, Irlandia
Utara berkata:" Sesungguhnya hasil-hasil ini tidak begitu mengejutkan,
karena kalangan medis mengetahui bahwa stres (tekanan psikologis) mempengaruhi
aktivitas fisiologis (mekanisme kerja organ dan jaringan dalam tubuh) dalam
tubuh wanita hamil. Dan kami tidak melihat adanya alasan untuk tidak
berpindahnya pengaruh ini ke janin."
Dan ia menjelaskan bahwa hasil-hasil studi
terbaru mendukung bukti-bukti yang telah terakumulasi di masa lalu tentang
pengaruh (efek) krisis psikologis dan tekanan yang dihasilkan darinya pada
wanita-wanita hamil serta perannya dalam malformasi (perkembangan abnormal)
janin.
Para ilmuwan menegaskan bahwa kesedihan
memberikan pengaruh negatif pada janin, dan tingkat pengaruhnya tidak kecil,
akan tetapi terkadang dapat menyebabkan cacat lahir yang serius, karena tahapan
perkembangan janin adalah sesuatu yang sangat sensitif dan bisa terpengaruh
dengan hal apapun. Oleh sebab itu saya akan menyarankan kepada
semua ibu hamil untuk banyak mendengarkan al-Qur'an (memperdengarkan bayinya
suara al-Quran setiap hari), karena perbuatan ini akan membuat
janin lebih stabil.
Terlebih lagi studi terbaru menegaskan bahwa
janin mendengar suara-suara di sekelilingnya dan terpengaruh olehnya.
Sebagaimana juga mendengarkan al-Qur'an menjadikan stabilnya hati ibu dan
memberikan ketenangan, suatu hal yang memberikan pengaruh positif pada janin,
sehingga ia tumbuh dengan baik.
Lihatlah Keindahan Al-Qur'an
Sesungguhnya informasi-informasi yang telah kita
ketahui dalam berita ilmiah yang disampaikan oleh para dokter, yang mereka
klaim bahwasanya hal itu adalah informasi baru, yang baru pertama kali dimunculkan,
ternyata ketika kita mentadabburi (mencermati) al-Qur'an al-Karim kita dapati
bahwasanya al-Qur'an telah mengisyaratkan adanya hubungan antara kesedihan
dengan kehamilan. Yaitu dalam kisah Maryam 'alaihassalam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Maryam'alaihassalam:
(فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا * فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا * فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا * وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا * فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا) [مريم: 22-26]
" Maka Maryam mengandungnya
(hamil), lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat
yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada
pangkal pohon kurma, ia berkata:"Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum
ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka
Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:"Janganlah kamu bersedih
hati, sesungguhnya Rabbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan
goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang
hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka
katakanlah:"Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah,
maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.".
(QS. Maryam: 22-26)
Petunjuk Ilahi (al-Qur'an) ini menunjukkan
pentingnya seorang wanita yang hamil untuk bergembira, ceria dan tidak berduka
(sedih) karena hal itu akan menyakiti janinnya.
Dan jika kita perhatikan ayat-ayat al-Qur'an,
maka kita temukan bahwa kata تَحْزَنِي(berduka/sedih) datang satu
kali lagi pada ibu Musa 'alaihissalam ketika Rabbnya
memerintahkannya untuk tidak berduka, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
(وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ) [القصص: 7]
" Dan Kami ilhamkan kepada ibu
Musa:"Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah
dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula)
bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya
kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.". (QS.
Al-Qashash: 7)
Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha
mengetahui bahwa kesedihan akan berbahaya baginya dan anaknya. Karena ia (ibu
Musa 'alaihissalam) akan menyusui Musa, dan susunya akan
terpengaruh oleh kesedihan dan depresi. Oleh sebab itu AllahSubhanahu wa
Ta'ala mengembalikan anaknya (Musa) kepadanya, supaya ia tidak
bersedih dan menjadi tenteram. Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman
setelah itu:
(فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ) [القصص: 13].
" Maka Kami kembalikan Musa kepada
ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui
bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya.". (QS. Al-Qashash: 13)
Dan lihatlah wahai saudaraku tercinta, bagaimana
perintah ilahi diulang tiga kali dalam kisah ini:
(أَلَّا تَحْزَنِي - وَلَا تَحْزَنِي - وَلَا تَحْزَنَ)
(supaya kamu jangan bersedih - jangan bersedih –
dia (ibu Musa 'alaihissalam) tidak bersedih)
Dan ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu
wa Ta'ala ingin agar kita tidak bersedih, padahal kita ketahui bahwa
kesedihan adalah sifat manusiawi resep yang kita tidak bisa terbebas darinya.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersedih atas
meninggalnya anak beliau shallallahu 'alaihi wasallam, dan Nabi
Ya'qub 'alaihissalam pernah bersedih ketika berpisah dengan
Yusuf 'alaihissalam anaknya. Oleh sebab itu, kisah-kisah
al-Qur'an ini menghibur Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan
memberi beliau tambahan kesabaran, agar beliau bergembira dengan rahmat
Rabbnya. AllahSubhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya:
(وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ * إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ) [النحل: 127-128]
" Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah
kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih
hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa
yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa
dan orang-orang yang berbuat kebaikan.". (QS. An-Nahl: 127-128)
Dan Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman
menyeru orang-orang yang beriman:
(وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ) [آل عمران: 139]
" Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.". (QS. Ali
'Imraan: 139)
Maka apakah kita akan bersedih setelah mendengar
seruan Ilahi yang indah ini?
Dan kita ingat Nabi kita Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam, saat itu beliau dalam keadaan yang paling sulit dan
paling mendesak, ketika beliau shallallahu 'alaihi wasallamberada
di dalam gua, sedangkan kaum musyrikin mengintainya dari setiap penjuru. Maka
apa yang beliau ucapkan kepada shahabat Abu Bakr radhiyallahu 'anhu?
AllahSubhanahu wa Ta'ala berfirman:
(إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا) [التوبة: 40]
" …Ketika dia berkata kepada
temannya:"Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita".
….". (QS. At-Taubah: 40)
Semua ayat-ayat ini adalah pesan positif bagi
orang-orang yang beriman agar meninggalkan kesedihan, dan memulai hidup baru,
yang di dalamnya ia merasakan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'alaagar menerima amalan
kami ini dan agar memberikan balasan yang baik bagi saudara kami yang mengirim
gagasan artikel ini, dan bagi semua orang yang memberikan kontribusi dalam
mengirimkan ide atau informasi yang bermanfaat bagi pembahasan ini.
Sesungguhnya Dia Mahadekat dan Mahamengabulkan do'a. Amiin. (kaheel7/alsofwah)
0 komentar:
Posting Komentar